sekapur sirih

aku adalah aku...
cahaya sekaligus arah bagi kehidupanku...
kematian adalah jalan sesaat menuju keabadian hidup sejati...

Sunday, February 27, 2011

Perbedaan Karya Tulis


Analisis perbedaan

1. Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umu8m serta ditulis menurut metedologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya,

Karya ilmiah mempunyai tiga ciri yaitu:

1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (factual objektif).  Artinya sesuai dengan objek yang diteliti.
2. Bersifat metodis dan sistematis
3. Menggunakan ragam bahasa ilmiahyang baku dan formal, bahasanya bersifat lugas agar tidak menimbulkan penafsitan dan makna ganda.

a. Karya Ilmiah Pendidikan
    Karya Ilmiah pendidikan digunakan untuk tugas meresume pelajaran, serta persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan, karya ilmiah terdiri dari :

1. Paper ( Karya Tulis)
2. Pra Skripsi
3. Skripsi
4. Thesis dan,
5. Desrtasi.

b. Karya Ilmiah Penelitian
    Karya ilmiah penelitian terdiri dari:

1. Makalah seminar
2. Laporan hasil penelitian
3. Jurnal Penelitian

2. Karya Non Ilmiah

Karya non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.
Karya non ilmiah bersifat:

1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti.

            3. Karya Tulis  Ilmiah Populer

    Karya tulis ilmiah populer dalam arti yang sempit adalah derivasi (turunan) tulisan ilmiah yang dipopulerkan. Sehingga ia bisa berasal dari mempopulerkan tulisan ilmiah murni, atau bisa juga bisa berasal dari penulisan opini yang dibuat secara objektif dan mendalam. Karya lmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum. Karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur, mengutip, dan meramu informasi dari berbagai tulisan orang lain, daripada menulis murni gagasan, pendapat, dan pernyataan sendiri.

Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia. 

CANNABIS


Cannabis, also known as marijuana or marihuana and ganja (from sansekerta : गांजा, gañjā, meaning hemp), among many other names refers to any number of preparations of the Cannabis plant intended for use as a psychoactive drug. The most common form of cannabis used as a drug is the dried herbal form.
          The typical herbal form of cannabis consists of the flowers and subtending leaves and stalks of mature pistillate or female plants. The resinous form of the drug is known as hashish (or merely as 'hash').
          The major psychoactive chemical compound in cannabis is a tetrahydrocannabinol (commonly abbreviated as THC). At least 66 other cannabinoids are also present in cannabis, including cannabidiol (CBD), cannabinol (CBN) and tetrahydrocannabivarin (THCV) among many others, which are believed in influence the effects of THC alone.
          Cannabis use has been found to have occurred as long ago as the third millennium B.C. In modern times, the drug has been used for recreational, religious or spiritual, and medical purposes. The United Nations (UN) estimated that in 2004 about 4% of the world's adult population (162 million people) use cannabis annually, and about 0.6% (22.5 million) use it on a daily basis.
          The possession, use, or sale of cannabis preparations containing psychoactive cannabinoids became illegal in most parts of the world in the early twentieth century. Since then, some countries have intensified the enforcement of cannabis prohibition, while others have reduced it.

Bitila Beach and Sea Park, Gorontalo - Indonesia

Bitila Beach and Sea Park is the famous beach in Pohuwato. The place is very beautiful and romantics. People around Pohuwato know this place. This place is located 9 Kilometers east of Paguat City. The way to get there is so easy. Just follow the traffic sign and you will find it. From the downtown , you can rent a car to the harbor. Then you can rent a ship or boat to the Bitila Island.

The white sandy beach which has pure water is good for swimming and snorkeling. And the most wonderful of this island is Bitila’s sea park. It’s the one beautiful sea park in Celebes. The coral very natural and fabulous. This beach is save because the beach is shallow and the wave is not so big. This place is more beautiful at dusk. We can see the beautiful Sunset with our family, friends and absolutely with our couple.

In this location, we can sit and relax in the shelter while enjoy the natural beach breezy wind. It is suitable for youngster activities such as camping. In this place we can find many traditional footstalls. We can order traditional foods such as roasted fish, crab, and boiled shell.
Come to the Bitila Beach and you will find the hidden paradise!!

visit : http://www.gorontaloprov.go.id
or follow @GorontaloNOW

PEMBELAHAN SEL

A.   Mitosis

          Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang masing-masing memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya.
Mitosis terjadi pada perbanyakan sel tubuh (sel somatis). Kromosomnya berpasangan, sehingga disebut diploid (2n). Pembelahan mitosis berlangsung di jaringan meristem/embrional.
Mitosis meliputi tahap profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Selain itu ada pula interfase, yang merupakan fase antara mitosis satu dengan mitosis berikutnya.

a)  Profase
Pada fase ini, sel induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya dua sentriol dari sentrosom; yang satu tetap di tempat, yang satu bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Tiap sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut benang gelendong pembelahan (benang spindel) yang menghubungkan sentriol satu dan sentriol lain.
Membrane inti yang masih tampak pada profase awal kemudian segera terpecah-pecah. Lalu butiran kromatin memanjang menjadi benang kromatin yang kemudian memendek dan menebal menjdai kromosom, dengan bagian yang menggenting disebut sentromer. Sentromer adalah bagian kromosom yang tidak dapat menyerap zat warna. Tiap-tiap sentromer mengandung kinetokor yaitu tempat mikrotubulus yang terikat.
Kemudian, kromosom berduplikasi membujur menjadi 2 bagian yang masing-masing disebut kromatid. Bersamaan dengan itu, anak initi (nucleolus) mengecil dan tidak tampak atau menghilang. Dengan demikian, kromatid terjerat pada bidang spindel. Sementara itu, benang spindel meluas keluar kesegala arah, disebut sebagai aster.
Di akhir profase selubung inte sel pecah dan setiap kromatid melekat di beberapa benang spindel di kenetokor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah kutub dan berjajar di ekuator.

b)  Metafase
Periode selama kromosom di ekuatorial disebut metafase. membran inti sudah menghilang. Kromosom berada dibidang ekuator dengan sentromernya seolah kromosom berpegang pada benang gelendong pembelahan. Pada fase ini kromosom tampak paling jelas.
c)   Anafase

Selama anaphase, kromatid bergerak menuju kearah kutub-kutub yang berlawanan. Kinotokor yang masih melekat pada benang spindel berfungsi menunjukkan jalan, sedangkan lengan kromosom mengikuti dibelakang.
d)  Telofase

Kromatid-kromatid mengumpul pada kutub-kutub. Benang gelendong menghilang. Kromatid menjadi kusut, dan butiran-butiran muncul kembali. Selaput ini terbentuk kembali dan nukleulus terlihat lagi. Pada bagian ekuator terjadi lekukan yang makin lama makin kedalam, hingga sel induk menjadi dua yang masing-masing mempunyai sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan induknya.

e)  Interfase

Pada fase ini kromosom tidak tampak tetapi butiran kromatin tampak jelas. Pada fase ini tingkah laku kromosom tidak tampak sehingga fase ini bukan termasuk fase miktosis.

B.    Meiosis

          Meiosis adalah proses pembelahan sel dengan dua kali pembelahan yang menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induk.
            Pada meiosis terjadi dua kali pembalahan. Satu sel induk yang diploid (2n) menghasilkan empat sel anakan (n). Meiosis disebut pula pembelahan reduksi yang berarti terjadi penguranganjumlah kromosom.
            Meiosis berlangsung melalui dua tahap, yaitu meiosis I dan meiosis II, tanpa melalui interfase. Interfase hanya terjadi sebelum atau sesudah meiosis.

1)     Meiosis I

1)     Profase I
            Profase terbagi lagi menjadi fase-fase sebagai berikut : Leptonema, Zigonema, Pakinema, Diplonema, Diakinesis

2)    Metafase I
            Pada fase ini tetrad berkumpul dibidang ekuator.

3)    Anafase I
            Benang gelendong pembelahan dari tiap kutub menarik kromosom homolog sehingga setiap pasangan kromosom homolog berpisah bergerak ke arah kutub yang berlawanan, sentromer belum membelah. Setiap kutub menerima campuran acak kromosom dari ibu dan bapak.

4)    Telofase I
            Kromatid memadat, selubung inti terbentuk, dan nukleolus muncul lagi, kemudian sitokinesis berlangsung. Pada manusia terjadi duplikasi 2 kromosom dari jumlah 4 kromatid sehingga terbentuk 23 kromosom yang diduplikasi di setiap kutub. Benang gelendong lenyap, kromatid muncul kembali. Sentriol berperan sebagai sentrosom kembali.

2)    Meiosis II

1)     Profase II
            Sentrosom membentuk dua sentriol yang terletak pada kutub yang berlawanan dan dihubungkan oleh benang gelendong. Membran inti dan nukleolus lenyap, kromatin berubah menjadi kromosom yang terjerat oleh benang gelendong.

2)    Metafase II
Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid berkelompok dua-dua. Pada tahap ini belum terjadi pembelahan sentromer.

3)    Anafase II
            Kromosom melekat pada kinetokor benang gelendong, lalu ditarik oleh benang gelendong, lalu ditarik oleh benang gelendong ke arah kutub yang berlawanan yang menyebabkan sentromer terbelah. Sebagai akibatnya tiap kromatidnya bergerak ke arah yang berlawanan pula

4)    Telofase II
            Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan lalu berubah menjadi kromatin kembali. Bersamaan dengan itu membran inti dan anak inti terbentuk lagi, dan sekat pemisah semakin jelas sehingga akhirnya terjadilah dua sel anakan.