Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri agar tidak tertidur. (Richard Wheeler)
Sebuah negeri kincir
angin yang diselimuti hamparan semerbak tulip, itulah asumsi pertama jika kita
mendengar cerita tentang Belanda atau Koninkrijk der Nederlanden. Belanda merupakan salah satu Negara monarkial
tertua di dunia. Berbicara tentang Belanda, tentunya tidak akan terlepas dari liberalistis
masyarakatnya serta seberapa tuanya kreatifitas orang-orang Belanda dalam
kehidupan umat manusia. Dari ranah pendidikan sendiri, Belanda menjadi kiblat
pendidikan dunia. Hal ini karena banyaknya universitas yang berhasil mencetak
para intelektual berkualitas, dan tentunya Belanda menjadi salah satu pusat
penyimpanan manuskrip tua terlengkap di dunia.
Jika kita bertanya seberapa kreatif orang Belanda, maka pertanyaan
tersebut akan dijawab oleh penghargaan-penghargaan yang jumlahnya berjubel bagi
Belanda di segala bidang tentunya. Mulai dari penemuan-penemuan mikroskop optik
pertama hingga penemuan rancangan kapal selam pertama oleh ilmuwan Belanda. Belanda
dikenal pula sebagai negeri yang cakap merancang bendungan guna memadamkan ganasnya
banjir serta pula sebagai salah satu Negara penerima nobel terbanyak. Cerita kecil
tersebut jelas menggambarkan seberapa kreatifnya orang Belanda sejak zaman
dulu. Namun, dibalik itu semua tentunya ada hal lain yang ingin saya telusuri. Apa
hal istimewa yang membuat orang belanda sekreatif itu? Apakah hanya kebetulan
ataukah memang ada hal lain dibalik itu semua?
Berangkat dari hal itu pula, maka saya mendapati unsur utama kehidupan
masyarakat Belanda yang menjaga ritme kreatifitas mereka, yaitu bioenergi kreatif.
Bioenergi yang dimaksud adalah hal
yang memotivasi masyarakat Belanda dalam beraktifitas. Bioenergi tersebutlah yang menjadi bahan bakar
kreatif masyarakat Belanda selama ini.
Bioenergi
pertama adalah sikap liberalistik yang tumbuh subur dan terpelihara. Liberalistik
Belanda yang disoroti disini terletak pada upaya Belanda itu sendiri dalam
membuka ruang seluas-luasnya bagi kemampuan individualistik masyarakatnya, terlebih
lagi mengenai apresiasi terhadap hak-hak individu. Tak heran bila seperti Negara
maju lainnya, ruang publik untuk berkompetisi dan meningkatkan kapabilitas
pribadi menjadi sangat terbuka di Belanda. Bioenergi lainnya yang mengakar kuat
yaitu sikap toleransi yang berjalan sinergis dengan liberalistis masyarakat Belanda.
Toleransi berkehidupan menjadi cambuk utama masyarakatnya dalam bersosialisasi
satu sama lain. Bioenergi selanjutnya bagi masyarakat Belanda yaitu romantisme
keluarga. Hangatnya sebuah keluarga memiliki andil yang sangat besar bagi
kehidupan masyarakat belanda. Masyarakat Belanda menyadari akan pentingnya keluarga
melalui kultur kekeluargaan yang dibangunnya. Adanya keluarga-keluarga kecil
serta peran orang tua yang besar terhadap anak menjadi kultur mengakar di
Belanda. Jiwa optimistis dan bekerja keras tak lupa pula menjadi nilai pelengkap
bioenergi kreatif masyarakat Belanda. Dengan dua nilai tersebut, kreatifitas
orang Belanda tidak perlu dipertanyakan lagi, tentunya dengan kebiasaan seperti
itu membuatnya semakin gemilang dalam berkreasi dan meraih prestasi. Oleh karenanya,
bioenergi yang didalamnya terkandung nilai-nilai utama kehidupan merupakan bahan
bakar kehidupan berharga yang mendorong kreatifitas dan aktualisasi diri
masyarakat Belanda.
Belajar dari pengalaman Belanda,
teladani dan raih Bioenergimu sendiri !
Sumber foto:
http://www.anvari.org/cols/Blue_Street_in_Netherlands.html